Minggu
lalu saya kembali Jum’atan disalah satu masjid di daerah Kudus kebetulan tidak
jauh dari tempat saya menabdi, setelah lama sekali nggak sholat Jum’at di situ. Pas istirahat kuliah kebetulan jam kuliah waktu itu agak longgar saya sempet pulang dulu istirahat sebentar makan dll. setelah waktu shalat jum'at sudah hampir tiba saya langsung menuju ke masjid tersebut karena takut terlambat,
saya buru-buru turun ke masjid karena takut terlambat..dan bener saja sampai di
masjid adzan sudah berkumandang. Karena
terlambat saya jadi tidak tahu siapa nama Khatibnya saat itu. Sambil
mendengarkan khotbah saya melihat Sang Khotib dari layar lebar yang dipasang di
luar ruangan utama masjid.. Khotibnya masih muda, tampan, berjenggot namun
penampilannya bersih..dari wajahnya saya melihat aura kecerdasan..
Tutur
katanya lembut namun tegas…dari penampilannya yang menarik tersebut saya jadi
penasaran apa kira-kira isi khotbahnya…
Ternyata
betul dugaan saya!!!…
Isi
ceramah dan cara menyampaikannya membuat jamaah larut dalam keharuan, banyak
yang mengucurkan air mata (termasuk saya).... bahkan ada yang sampai tersedu
sedan…
Weleh-welah biasa aja kalee ..sampai segitunya ya...
Weleh-welah biasa aja kalee ..sampai segitunya ya...
Lalu
apa sih isi ceramahnya..koq kayaknya Amazing bingitzz…
Dengan
gaya yang menarik Sang Khatib menceritakan “true story”..
Begini ceritanya....
Seorang anak berumur 10 tahun namanya Umar.. Dia anak pengusaha sukses yang kaya raya.. Oleh ayahnya si Umar di sekolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta.. Tentu bisa ditebak, bayarannya sangat mahal. Tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah..wong uangnya berlimpah… Si ayah berfikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan terbaik di semua jenjang.. Agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses mengikuti jejaknya…
Seorang anak berumur 10 tahun namanya Umar.. Dia anak pengusaha sukses yang kaya raya.. Oleh ayahnya si Umar di sekolahkan di SD Internasional paling bergengsi di Jakarta.. Tentu bisa ditebak, bayarannya sangat mahal. Tapi bagi si pengusaha, tentu bukan masalah..wong uangnya berlimpah… Si ayah berfikir kalau anaknya harus mendapat bekal pendidikan terbaik di semua jenjang.. Agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses mengikuti jejaknya…
Suatu
hari isterinya kasih tahu kalau Sabtu depan si ayah diundang menghadiri acara “Father’s
Day” di sekolah Umar.. “Waduuuh saya sibuk ma..kamu aja deh yang datang..”
Begitu ucap si ayah kepada isterinya. Bagi dia acara beginian sangat nggak
penting..dibanding urusan bisnis besarnya. Tapi kali ini isterinya marah dan
mengancam.. Sebab sudah kesekian kalinya si ayah tidak pernah mau datang ke
acara anaknya. Dia malu karena anaknya selalu didampingi ibunya.. Sedang
anak-anak yang lain selalu didampingi ayahnya. Nah karena diancam isterinya..akhirnya
si ayah mau hadir meski agak ogah-ogahan..
Father’s
day adalah acara yang dikemas khusus dimana anak-anak saling unjuk kemampuan di
depan ayah-ayahnya. Karena ayah si Umar ogah-ogahan maka dia memilih duduk di
paling belakang.. Sementara para ayah yang lain (terutama yang muda-muda)
berebut duduk di depan agar bisa menyemangati anak-anaknya yang akan tampil di
panggung. Satu persatu anak-anak menampilkan bakat dan kebolehannya
masing-masing. Ada yang menyanyi..menari..membaca puisi..pantomim..ada pula
yang pamerkan lukisannya..dll.. Semua mendapat applause yang gegap gempita dari
ayah-ayah mereka…
Tibalah
giliran si Umar dipanggil gurunya untuk menampilkan kebolehannya..
“Mister,
bolehkah saya panggil pak Arief..” tanya si Umar kepada gurunya..
Pak
Arief adalah guru mengaji untuk kegiatan ekstra kurikuler di sekolah itu…
”Oh
boleh..” begitu jawab gurunya.. Dan pak Ariefpun dipanggil ke panggung…
“Pak
Arief, bolehkah bapak membuka Kitab Suci Al Qur’an Surat 78 (An-Naba’)” begitu
Umar minta kepada guru ngajinya…
”Tentu
saja boleh nak..” jawab pak Arief..
“Tolong
bapak perhatikan apakah bacaan saya ada yang salah..”
Lalu
si Umar mulai melantunkan QS An-Naba’ tanpa membaca mushafnya (hapalan)..dengan
lantunan irama yang persis seperti bacaan “Syaikh Sudais” (Imam Besar Masjidil
Haram)…
Semua
hadirin diam terpaku mendengarkan bacaan si Umar yang mendayu-dayu… Termasuk ayah
si Umar yang duduk dibelakang…
”Stop..kamu
telah selesai membaca ayat 1 s/d 5 dengan sempurna..sekarang coba kamu baca
ayat 9..” begitu kata pak Arief yang tiba-tiba memotong bacaan Umar…
Lalu
Umarpun membaca ayat 9…
”Stop,
coba sekarang baca ayat 21..lalu ayat 33..”
Setelah
usai Umar membacanya…lalu kata pak Arief:
“Sekarang
kamu baca ayat 40 (ayat terakhir)”..si Umarpun membaca ayat ke 40 tersebut
sampai selesai”…
“Subhanallah…kamu
hafal Surat An-Naba’ dengan sempurna nak..
Begitu
teriak pak Arief sambil mengucurkan air matanya…
Para
hadirin yang muslimpun tak kuasa menahan airmatanya…
Lalu
pak Arief bertanya kepada Umar :
”Kenapa
kamu memilih menghafal Al-Qur’an dan membacakannya di acara ini nak, sementara
teman-temanmu unjuk kebolehan yang lain..?” begitu tanya pak Arief penasaran…
Begini
pak guru…waktu saya malas mengaji dalam mengikuti pelajaran bapak.. Bapak
menegur saya sambil menyampaikan sabda Rasulullah SAW:
”Siapa
yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka akan
dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya
matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak
pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah
ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari
Al Qur’an.” (H.R. Al-Hakim)…
“Pak
guru..saya ingin mempersembahkan “Jubah Kemuliaan” kepada ibu dan ayah saya di
hadapan Allah di akherat kelak. Sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua
orangnya..”
Semua
orang terkesiap dan tdk bisa membendung air matanya mendengar ucapan anak
berumur 10 tahun tersebut…
Ditengah
suasana hening tersebut… Tiba-tiba terdengan teriakan “Allahu Akbar..!!” dari
seseorang yang lari dari belakang menuju ke panggung…
Ternyata
dia ayah si Umar..
Yang
dengan tergopoh-gopoh langsung menubruk sang anak..bersimpuh sambil memeluk
kaki anaknya..
”Ampuun
nak.. maafkan ayah yang selama ini tidak pernah memperhatikanmu..
Tidak
pernah mendidikmu dengan ilmu agama.. Apalagi mengajarimu mengaji…” ucap sang
ayah sambil menangis di kaki anaknya…”
Ayah
menginginkan agar kamu sukses di dunia nak…ternyata kamu malah memikirkan
“kemuliaan ayah” di akherat kelak…ayah maluuu nak” ujar sang ayah sambil nangis
tersedu-sedu…
Subhanallah…
Sampai
disini, saya melihat di layar Sang Khatib mengusap air matanya yang mulai
jatuh…
Semua
jama’ahpun terpana.. dan juga mulai meneteskan airmatanya.. termasuk saya..
Diantara
jama’ahpun bahkan ada yang tidak bisa menyembunyikan suara isak tangisnya… Luar
biasa haru…
Entah
apa yang ada dibenak jama’ah yang menangis itu..
Mungkin
ada yang merasa berdosa karena menelantarkan anaknya..
Mungkin
merasa bersalah karena lalai mengajarkan agama kepada anaknya..
Mungkin
menyesal karena tdk mengajari anaknya mengaji..
Atau
merasa berdosa karena malas membaca Al-Qur’an yang hanya tergeletak di rak
bukunya..dan semua..dengan alasan sibuk urusan dunia…!!!
Saya
sendiri menangis karena merasa lalai dengan urusan akherat. Dan lebih sibuk
dengan urusan dunia. Padahal saya tahu kalau kehidupan akherat jauh lebih baik
dan kekal dari pada kehidupan dunia yang remeh temeh, sendau gurau dan sangat
singkat ini..seperti firman Allah Subhanahu wata’ala dalam Q.S. Al-An’am ayat
32:”
Dan
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka
tidakkah kamu memahaminya?”…
Astagfirullah
alghafuururrahim.. Hamba mohon ampunan kepada Allah..Yang Maha Pengampun dan
Maha Penyayang…
Wallahu
a‘lam bisshawaab.. Semoga bermanfaat..khususnya buat saya pribadi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar